Prediksi panen raya tanaman padi kabupaten ngawi
Dari sudut pandang pedagang, bukan keluarga petani, tidak juga sarjana
pertanian ataupun dari kalangan pendidikan formal bukan juga dari anak
presiden lebih-lebih prediksi paranormal atau mbah dukun. Ini hanya
sudut pandang dari pedagang lebih khususnya sales makanan ringan.
Pagi itu seperti biasa ku keliling menjual makanan ringan atau
istilah singkatnya snack. Sudah hal biasa bertemu dengan pemilik toko
grabah ataupun pedagang warung kopi karena ku adalah sales snack. Di
tengah perjalananku ada hal yang agak mengganjal dalam fikiranku. Pada
hamparan luasnya area persawahan itu ku berhenti sejenak melihat
padi-padi yang sudah menampakkan bulir-bulir atau biji padinya. Tidak
biasa dan tidak enak dipandang bulir-bulir padi itu karena terlihat
kering tidak berisi dan nampak mati bulirnya. Wah bahaya ni dalam
benak fikiranku.
Walau hanya sebagai pedagang namun tentulah kita lebih hafal jalan
beserta bangunan dan lahan kosong di sekitarnya. Artinya secara
geografi atau pemataan tanah khususnya daerah ngawi masih lebih
dikuasai area persawahan dari pada perumahan atau gedung bertingkat.
Berdasar lebih luasnya area persawahan tentulah mata pencaharian
penduduk ngawi lebih banyak sebagai petani atau buruh tani. Tentulah
mereka para petani harus ekstra sabar mengelus dada menerima kenyataan
panen setengah sukses. Sudah keluar banyak biaya penanaman namun tidak
sebanding dengan hasil panen lebih-lebih bagi mereka yang harus
mendaftarkan anak mereka ke jenjang pendidikan SMA. Maklum musim panen
ini hampir bebarengan dengan pendaftaran murid baru dan mungkin
bersamaan dengan adanya orang punya hajatan.
Bagaimana kacamata kami sebagai pedagang melihat akan fakta ini? Yah
secara tidak langsung kamipun akan merasakan efek yang kurang bagus
dalam berdagang. Istilah mudahnya kami menyebut " padi kena sundep
pedagang ikut senep" bukan maksud sebagai lawakan namun ini adalah
rambu-rambu kuning supaya kami harus waspada. Kami tidak akan
menyalahkan penguasa yang bukannya tak tahu tapi tak mau tahu nasibnya
para petani. Kami sebagai jaringan ekosistem yang saling menguntungkan
dengan kalangan petani salah satunya berharap pada Dzat yang
menumbuhkan benih padi hingga keluarlah bulir-bulirnya, berikanlah
kami dan para petani kesabaran mendapatkan hasil yang kurang
memuaskan, mudahkanlah langkah kaki kami supaya tidak putus asa dalam
bekerja, jernihkanlah fikiran kami sehingga dapat membuahkan inovasi
dalam bercocok tanam ataupun berdagang dan kuatkanlah kami supaya kami
tetap bisa bekerja sama. Penguasa negeri engkau tak dapat membuat kami
kaya namun engkau dapat membuat kebijakan yang menyejahterakan kami.
Wednesday, May 30, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment